Mendaki Lorokan: Merajut Kekompakan Gemuruh untuk IMM ke Depan
Dokumentasi Istimewa |
Penulis: Fatihatuz Zahro dan Ainis Salsabil (Bendahara Umum dan Sekretaris Bidang Sospemas PK IMM Al-Farabi)
Mendaki gunung termasuk olahraga yang menantang sekaligus mengesankan demi mendapatkan pemandangan yang indah dari puncak, walaupun harus melewati berbagai rintangan selama perjalanannya. Gunung lorokan dengan ketinggian 1.100 mdpl yang berlokasi di Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto menjadi pilihan IMM UINSA angkatan 21 atau “Gemuruh” untuk menutup akhir bulan Agustus dengan mendaki bersama.
Tepat tanggal 31 Agustus lalu, sembilan orang dari Komisariat Al-Farabi, Ibnu Ruysd, FEBI, dan Leviathan mengikuti pendakian pertama Gemuruh. Agenda mendaki ini bukan semata-mata untuk bersenang-senang, tetapi juga memiliki tujuan bagi organisasi IMM UINSA khususnya melalui partisipasi dan kebersamaan peserta selaku aktor di dalamnya.
Immawan Ababil selaku penanggung jawab memaparkan latar belakang diadakannya kegiatan ini, “Mendaki menjadi strategi baru untuk mempererat teman-teman Gemuruh 21. Melalui mendaki kita dapat membangun komunikasi maupun emosional setiap individu. Hal itu juga terinspirasi dari film 5 cm yang mengajarkan kebersamaan dan sikap saling membantu satu sama lain selama pendakian.”
Meskipun peserta yang berpartisipasi jauh sedikit dari jumlah keseluruhan angkatan, namun tetap mampu menghadirkan momen kebersamaan yang sangat berharga. Immawati Anisah menyampaikan kesan baiknya, “Alhamdulillah, pengalaman pertama kali mendaki bareng teman-teman angkatan yang menantang dan menyenangkan. Hal ini menjadi momen yang tidak terlupakan karena bisa naik gunung sambil melihat pemandangan serta sharing pengalaman naik gunung bareng teman-teman”.
Beberapa hal menarik dan reflektif juga didapatkan oleh peserta. Salah satunya mengenai kemampuan membaca alam dan fenomena yang dilihat di sekitar selama pendakian. Dalam hal ini, Immawan Faris menyebutkan, “Melihat dari sisi ekoliterasi, minimnya penyadaran perihal penggunaan sampah sekali pakai menjadi fenomena yang mengelitik ketika para pendaki mengafirmasi dirinya menjadi pecinta alam. Anak gunung tapi masih memakai sampah sekali pakai ketika aktifitas di gunung. Tak hanya sesama manusia yang dirugikan dengan ketidanyamanan pemandangan dan bau yang tak sedap, tetapi sesama makhluk hidup lainnya juga. Contohnya yang saya lihat sendiri, ketika para monyet yang mengharapkan sebuah makanan, ternyata itu sebuah tisu bekas. Mungkin para monyet mengira itu sebuah makanan karena bau makanan yang menempel di tisu tersebut. Pada akhirnya, ada satu pembelajaran dari pendakian tersebut, yaitu stop FOMO dengan hal yang tidak baik. Kita jaga alam, alam jaga kita. Salam lestari!”
Immawan Ghulam selaku Ketua Angkatan Gemuruh juga turut membersamai. Ia menyampaikan harapannya untuk IMM angkatan 21 ke depan, “Pastinya bonding antar teman seangkatan dapat terjalin lebih kuat lagi. Apalagi angkatan 21 tidak lama lagi akan menyandang gelar jajaran tertinggi di IMM UINSA, yaitu Koordinator Komisariat. Pastinya perlu melakukan komunikasi yang lebih intens lagi agar saat manjabat di Koorkom, program kerja dan gagasan-gagasan yang kita gaungkan bisa berjalan dengan baik dan lancar.” Pungkasnya.
Editor: Belly Ubaidila