Gen Z Anti Menye-Menye
Diambil dari istock.com, oleh Nataliia Nesterenko |
Penulis: Abdul Halim Hasan (Sekretaris Bidang Kader IMM Al-Kindi)
Di antara
kita pasti tidak asing mendengar kata menye-menye dari
media sosial bukan? Kata itu sering dikaitkan
dengan karakter diri Gen Z yang katanya suka
manja dan berkeinginan menjadi pusat perhatian. Maka, mari kita kenali sifat menye-menye terlebih dahulu.
Pertama, rela mengubah sifat demi seseorang. Generasi
yang seperti ini sangat bisa dipastikan jumlahnya sangat banyak ya. Karena
anak muda zaman ini sering mencari pasangan dengan asal-asalan,
bermodalkan fisik dan isi dompet semuanya bisa kepepet uwaw. Nah,
ketika sudah seperti itu salah satu dari dua orang tersebut pasti rela
melakukan apapun termasuk mengubah sifat demi mempertahankan hubungan yang menye-menye
itu.
Lalu status media sosial dengan caption yang sangat geli. Ketika
gabut dan buka status WhatsApp, eh
malah melihat pasangan yang bahagia, tetapi minusnya adalah caption-nya
bikin bulu kuduk berdiri. Contohnya yaitu, “aku rela mati untukmu, hanya
dirimulah kekasih yang kucinta.” Semua
orang pasti paham betapa gelinya dan menye-menye sekali melihat caption
seperti itu, kalian setuju kan sama saya?
Selain itu,
masih teringat mantan atau bahasa
gaulnya belum move on. Apalagi manusia
semacam ini pasti sudah familiar
sekali, dengan alaynya mengatakan, “Dia
lebih dari yang lain.” Gini teman-teman
semuanya, memang setiap orang pernah merasakan yang namanya kehilangan tapi
bukan berarti orang baru itu tidak baik, ingat kata kuncinya yaitu, ”Jangan
pernah membandingkan orang lama dengan orang baru, karena kamu tidak akan
pernah menemukan sosok orang baru yang seperti orang lama.”
Tak jarang
pulang merasa paling
tersakiti padahal menyakiti. Saya sering
mendengar cerita para teman yang sangat
sedih sampai saya sendiri ingin menangis. Ternyata oh ternyata, saat itu ia
telah memutar balikkan fakta. Kebanyakan dari
mereka ibarat pelaku yang menyamar sebagai korban.
Selain itu,
generasi menye-menye juga suka curhatan yang tidak berguna di medsos. Tipe ini pasti gampang untuk ditemukan yaitu curhatan menye-menye
dari seseorang yang merasa hidupnya paling berat, dan hidupnya yang paling
sulit. 10% penonton yang peduli, 90% lainnya pasti skip dan tidak akan
peduli. Padahal ada curhat yang gratis yaitu curhat pada yang kuasa,
karena Dia
yang lebih tahu, dan pemberi jalan keluar atas semua masalah hidupmu.
Loh katanya
generasi anti menye-menye, mana pembahasaannya? Eits,
sabar dulu belum selesai ini teman teman. Nah ini ada sedikit tips agar tidak
dikatakan generasi menye-menye.
Pertama, teguh pendirian. Nah,
yang pertama pasti teguh pendirian, seseorang yang teguh pendirian tidak akan
terpengaruh dengan ucapan yang menjatuhkan, Tetapi dia akan jadikan itu sebagai
bahan upgrade diri untuk lebih baik. Memang kita harus menghargai
penilaian seseorang terhadap kita, tapi bukan berarti mengikutinya. Karena pada
dasarnya pendirian itu sudah tertanam sejak kecil, jadi cukup direspon dengan
baik saja ketika seseorang menilai dirimu.
Kedua, merencanakan
susuatu dengan matang. Ini juga tidak
kalah penting, ketika mau melakukan sesuatu harus tau baik buruknya dan juga
mengerti akan apa akibatnya. Jadi gampangnya itu akal kita harus selangkah
lebih maju dalam hal ini, karena dengan begitu diri ini dapat membaca situasi
serta tidak salah dalam melangkah.
Ketiga, berdamai dengan
diri sendiri. Terakhir ini sangat jarang ditemukan, mengapa jarang? Karena sifat
alami manusia adalah selalu ingin menjadi lebih di mata orang lain. Orang yang
berdamai dengan diri sudah pasti tidak mengenal insecure, semua orang
pasti menaruh respect pada orang seperti ini. Percaya diri itu harus
tetapi sadar diri itu lebih harus uwaw.
Semua ini
kembali lagi pada kesadaran masing-masing individu, disini tidak ada paksaan
dalam hal apapun. Jadilah
seseorang yang mampu menerima penilaian seseorang tanpa membuat mereka sakit
hati.