Untuk Apa Kita Menulis?
Gambar dari: StartupStockPhotos, sumber: Pixabay.com |
Penulis:
Muhammad Ulil Azmi Al Huraibi (Kader IMM Saintek)
Salah
satu problematika anak muda saat ini adalah malas untuk menulis, banyak sekali
di kalangan anak muda terutama mahasiswa ketika disuruh membuat makalah/essai
dia lebih memilih untuk copy paste. Padahal tujuan dosen menyuruh mahasiswa
membuat essai/makalah adalah agar mahasiswa bisa menulis. Tetapi mengapa
mahasiswa malah memilih untuk copy paste? Apa karena mahasiwa tidak tahu
penting nya menulis? Atau karena memang bukan hobinya menulis? Apa sebenarnya tujuan dari
dosen menyuruh mahasiswa menulis?
***
Di
zaman sekarang dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, perkembangan
zaman ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas manusia. Seringkali kita
mendapatkan pengetahuan melalui media media yang basis nya adalah video,
seperti contohnya adalah aplikasi TikTok, anak muda saat ini lebih sering
menghabiskan waktunya untuk scroll TikTok. Dan sedikit kita jumpai anak muda
yang memilih menghabiskan waktunya untuk membaca buku.
Dengan
seringnya kita melihat video, jarang sekali waktu kita gunakan untuk membaca,
lebih banyak nya kita mendengarkan dan melihat gambar yang bergerak. Dengan
video juga kita bisa mendapatkan pengetahuan yang banyak dan efisien.
Saat
ini saja banyak sekali anak muda lebih
memahami suatu materi dengan melihat video daripada harus membaca, apalagi
ketika gencar” nya pandemi corona, hampir seluruh sekolah atau kampus melakukan
pembelajaran secara online (daring) yang tidak lain juga berupa video. Ketika
pembelajaran dilakukan di rumah, tidak sedikit juga anak muda yang belajar
melalui YouTube. Mungkin dengan keterbiasaan ini yang menyebabkan anak muda
lebih memahami suatu materi atau lebih mudah mendapatkan pengetahuan melalui
platform” yang berbasis video.
Saat
ini saja kondisinya seperti itu, lantas seperti apa kondisi 10 tahun yang akan
mendatang? Apakah media cetak akan musnah? Memang, dengan video kita dapat
lebih mudah mendapatkan suatu pengetahuan, tetapi menulis juga tidak kalah
bergunanya terutama untuk kita selaku anak muda. Lantas apa sih pentingnya
menulis?
Menulis
memiliki fungsi yang sangat penting, salah satunya adalah melatih struktur
berfikir kita. Untuk menjadi tulisan yang bagus dan bisa diakui maka tulisan
tersebut harus sesuai dengan kriteria tulisan atau terstruktur. Kadang kita
kebingungan ketika ingin menulis sesuatu, seperti contoh yang saya berikan di
awal tadi yaitu menulis makalah/essai. Ketika sudah menulis satu kalimat, kadang
kita bingung untuk mengisi tulisan selanjutnya agar tulisan tersebut mudah dipahami
dan sesuai dengan kriteria kepenulisan. Dengan menulis, kita akan menggambarkan
bagaimana pola berfikir kita, karena kalimat demi kalimat yang kita tulis
adalah hasil dari apa yang terlintas di pikiran kita. Jika kita terbiasa untuk
menulis, maka akan sangat mudah juga kita memahami suatu hal atau sebuah
pengetahuan.
Bagi Tere Liye, menulis itu seperti halnya memasak, tidak perlu melihat resep masakan. Tetapi memasaklah seperti Ibu, apapun bahannya masakan itu pasti bisa dinikmati. Artinya, ketika menulis apapun pokok pikirannya jika digarap serius dan dengan sepenuh hati pasti tulisan itu dapat dinikmati oleh pembaca. Beliau juga mengatakan “Ide seorang penulis bisa berasal darimana saja, bisa dimulai dari kehidupan sehari-hari, pengalaman pribadi, atau bahkan pengalaman keluarga sendiri. Tetapi jangan lupa bahwa ide tersebut juga bisa diperdalam dengan riset dan jangan ide tersebut jangan dibuang begitu saja, karena siapa tahu bisa digunakan untuk membuat karya sastra lanjutan”.
Adapun
alasan lain bagi Fiersa Besari, seorang penulis terkenal beliau mengakatan
”Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses
pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti,
atau bahkan media sosial, menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai
oleh siapa dan senilai berapa”. Artinya, menulis ini menjadi kebutuhan bagi
otak kita, agar apa yang ada dipikiran kita itu tidak menjadi feses seperti
yang dikatakan tadi, tetapi pikiran itu akan menjadi karya bagi diri kita
sendiri.