Untukmu di Sana
Sumber Gambar: Game Sky Children of The Light |
Penulis:
Afif Rifai Nugroho (Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Avempace)
Telah aku putuskan untuk menulis ini. Karena aku seolah melihat engkau tengah
memanggil orang-orang di sekitarmu. Dengan harapan engkau mendapatkan jawaban
atas gundah gulana yang mendekapmu. Meskipun aku telah memutuskan, tolong dengarkan
setidaknya ceritaku ini. Kuharap dari cerita ini, engkau bisa mendapatkan
jawaban.
Sebelum
engkau lanjut membaca, kurasa baiknya siapkan dirimu. Dengan apa? Tenangkan
diri, ambil posisi ternyaman, kosongkan gelas dan jadikan dirimu lapar. Jika
tidak tenang berarti engkau gundah dan berakibat pada tidak terserap dengan
baik apa yang kutulis.
Jika
engkau tidak nyaman, maka mental sudah tulisanku. Jika gelasmu penuh,
rasanya aku seperti berbicara dengan tembok. Dan, jika engkau tidak lapar,
angin lalulah tulisanku ini bagimu. Sebelum itu semua, seharusnya engkau sudah membaca doa agar ilmumu berkah dan bermanfaat.
Tarik
nafas panjang selama tiga detik, tahan empat detik dan buang selama tujuh detik.
Lakukan hingga terasa rileks.
Sudah
siap? Ayo masuk, kamu bisa anggap aku sedang berbicara denganmu secara
langsung. Aku duduk bersimpuh di depanmu, kita tengah berada di hamparan padang
rumput luas yang berhias purnama, kunang-kunang dan suara jangkrik yang
menenangkan. Suasasana terasa dingin karena angin datang menyapa dengan ramah.
Di depanmu telah tersedia tiga buah kotak.
“Hmm
Kotak?” bicara dalam hati, “Aku jadi penasaraan apa isinya.”
Engkau
penasaran?
Kaget,
“Ya, aku penasaran.”
“Pilihlah
salah satu.”
“Baik, aku pilih yang itu.”
Pilihan
yang bagus. Sekarang aku mulai ceritanya.
Engkau
telah ditentukan keberadaannya sejak dunia ini masih berupa tulisan dalam
genggam-Nya. Semua telah tertulis mulai dari awal penciptaan hingga akhir dari
ciptaan-Nya. Seluruh kisahmu, kita, keluarga, guru, sahabat dan kawan. Semuanya
telah tertulis dengan sempurna.
Kisahmu
ditulis dengan formula terbaik untuk dirimu. Baik itu lokasi kejadian, waktu,
tokoh pendukung, intrik, solusi, jalan cerita, hingga plot twist telah
disajikan dengan sempurna. Hanya saja, Kita memang tidak tau seberapa jauh cerita
kita berjalan. Apakah hanya lima jilid? Sepuluh jilid? Atau hingga
berjilid-jilid.
“Okay,
lalu yang kedua?”
“Baik,
yang kedua adalah tentang…”
Doa,
tiada hari tanpa berdoa. Hari-harimu telah engkau hiasi dengan doa, dalam
kesunyian engkau menghadap-Nya untuk menggapai apa yang engkau harapkan. Bagus,
lakukanlah itu terus.
Hanya
saja, disini engkau merasa banyak doa yang engkau panjatkan terasa belum datang
jawabannya. Mengapa itu terjadi? Jawabannya sederhana. Tengok dirimu. Dirimu
yang berlumur dosa ini senantiasa meminta.
Engkau
setiap hari meminta tapi ternyata dibelakang engkau meragukan-Nya. Baik sadar
atau tidak sadar, tengok adabmu ketika mengharap kepada Yang Maha Memiliki.
Camkan,
dosa keberadaannya dapat mempengaruhi cepat lambatnya doa terkabul. Kemudian,
keyakinanmu dalam meminta itu sangat penting karena jika ragu sama saja kamu membatalkan
doamu.
Terakhir
adalah adab, pernah terbayang di benakmu seseorang yang meminta dengan adab dan
dengan tidak? Ya, bisa diumpamakan seperti itu.
Selain
itu semua doa akan datang ketika saat yang terbaik untukmu, dalam bentuk sesuai
kebutuhanmu dan bentuk yang terbaik untukmu. Yang jelas, kamu harus ingat
bahwasanya Sang Maha Segalanya paham apa yang terbaik untuk para hambanya.
“Okay,
lalu kotak terakhir?”
Kesedihanmu
yang datang ketika orang bersorak kala itu adalah hal yang bagus bagiku.
Mengapa demikian? Karena bagiku, engkau sudah tersadar bahwa hidup ini terus
maju. Waktu terus maju, dan engkau bertanya-tanya. Mengapa aku masih begini
saja? Ya, aku juga merasakannya. Engkau sudah memiliki kesadaran itu adalah
anugerah yang amat baik.
“Okay
sudah semua kotak terbuka. Terima kasih.”
Iya,
benar… sudah semua kotak engkau pilih dan buka. Tapi, aku masih ada pesan.
Engkau
adalah insan yang istimewa. Meskipun kita sama-sama insan, namun aku dan engkau
adalah berbeda. Dengan spesifikasi kemampuan berbeda, kegemaran berbeda, dll.
Salah
satu perbedaan lain adalah engkau telah memiliki kesadaran akan kondisi dirimu
saat ini. Aku percaya bahwa dirimu, Insya Allah bisa melewati berbagai hal yang
menerpa. Mengingat Allah Swt memberikan ujian berdasarkan takaran
masing-masing.
Setiap
orang memiliki masanya, percayalah. Akan datang masa ketika dirimu bersinar dan
mencapai apa yang terbaik untuk dirimu. Meskipun kita belum tahu kapan itu,
tapi setidaknya, untuk menggapainya mulailah dari membaca. Bacalah dirimu,
lingkunganmu, dan sekitarmu.
Jika
engkau masih bingung bertanyalah. Carilah kawan yang bisa membersamai saling
mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah dari keburukan. Agar di masa ketika
banyak insan bergelut, kalian kuharap bisa selamat. Pada dasarnya engkau sangat
berharga, karena itulah engkau terus ditempa agar menjadi lebih baik lagi dan
mencapai sosokmu yang terbaik.